Kata Hati Wanita Yang Tersakiti - Seperti tersisihkan, padahal kenyataannya memang diabaikan. Terlihat bodoh? Mungkin, lebih tepatnya bukan bodoh, hanya belum bisa menentukan mana pilihan yang terbaik. Ketika semuanya terlihat nyata, namun kenyataannya abstrak dan hanya sebuah angan-angan yang terlampau tinggi untuk kita gapai.
Ketika kita mengharapkan sesuatu yang indah, namun semuanya hanya impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. terkadang kita butuh sepi, disaat keramaian sudah tidak bersahabat lagi. Terkadang juga kita butuh sendiri, disaat orang banyak sudah tidak bisa mengerti lagi.
Aku di sini, duduk terdiam bersama serpihan perihku. Sakit ku mengingat saat kau di sisiku. Dulu, kau memberiku sebuah senyuman yang belum pernah ku dapatkan sebelumnya. Rasa itu terukir dalam dengan indah. Tapi tak ku sangka, rasa sayang yang selama ini kau beri hanyalah kebahagiaan yang semu. Kau mengagungkan sesuatu yang kau sebut cinta dengan topengmu, yang dibaliknya tersembunyi seribu bilah pisau yang siap menyerangku dan menusuk jantungku. Atas nama cinta, kau bersandiwara di depanku.
Saat kau bercerita tentang peran baikmu dalam sandiwara yang berbeda. Begitu lihai kau merangkai kata dan mengucap janji manis yang sangat indah terdengar. Awalnya aku bisa mengabaikan semua rayuan manismu, tapi kau memang takmau menyerah. Bagaimanapun juga aku seorang wanita yang selalu terbawa perasaan, akhitnya hatiku luluh saat kau berkata “Kaulah pelabuhan cinta terakhirku…”
waktu terasa berjalan begitu cepat hingga membuatku terjatuh dan tak sadarkan diri lagi. Bodoh aku yang percaya dengan ucapanmu. Kau membuatku berkorban hanya untuk dirimu. Diam-diam kau menusukku dari belakang dengan belati dibalik topengmu yang terukir indah. Kata-kata cinta yang kau beri racun, membuatku tidak menyadari sakit yang begitu dalam.
Apa kau masih menjunjung tinggi janji yang pernah kau berikan untukku? Janji bahwa kau takkan pernah meninggalkanku.
Mengapa hati ini masih menyimpan kenangan bersamamu? Setiap detik di sisimu terekam jelas dan tersimpan indah di sudut hati kecilku. Tapi semua itu hanyalah sandiwaramu, kau adalah seorang pemain yang memiliku seribu topeng dan beribu tipu muslihat untuk mendapatkan apa yang kau mau.
Kau mendekatiku dengan bualanmu untuk menjadikanku permainan. Setelah kau mendapatkan kesenangan yang kau cari, kau membuangku dan menganggapku tak pernah ada dalam hidupmu. Entah apa yang membuatmu melakukan semua itu. Apa rasa sakit yang pernah kau ceritakan itu yang membuatmu tak punya perasaan lagi seperti ini? Atau memang inilah dirimu yang sebenarnya?
Seharusnya aku mendengan apa kata mereka, tapi aku terlalu angkuh dengan perasaan itu. Ya…hatiku terlalu meninggikanmu karena terlalu mudah aku terbuai oleh setiap katamu. Salah ku memberimu kesempatan untuk bermain api dibelakangku. Sekarang aku hanya bisa menyesali kepolosanku berhadapan dengan orang sepertimu. Tapi apa gunanya rasa sesal itu? Aku telah tersakiti, perih yang sangat dalam dan aku harus membuang perasaan yang dulu kubanggakan. Aku malu dengan diriku.
Tak ada lagi kata yang bisa menggambarkan rasa sakitku yang begitu dalam. Kini ku merasa, kau adalah orang terjahat yang pernah ku temui selama hidupku
Ketika Hati wanita tersakiti..
Mungkin susah di gambarkan dengan apapun,namun hancurnya hati wanita ketika tersakiti lebih dari sekedar gelas yang terjatuh dari atas menara "Prakk".
Ketika hati wanita tersakiti..
Tak banyak yang dapat ia lakukan..
Yang ia tahu hanyalah setetes air mata membasahi pipinya..
Yang ia tahu hanyalah dadanya terasa sesak..
Yang ia tahu hanyalah Sebuah tanda Cinta-Nya.
Jika kau ingin mengenggamnya maka genggamlah dengan halus,
Jika kau ingin melepaskannya maka lepaskanlah dengan perlahan,
Kerana ia adalah makhluk yang sangat rapuh..
Jika diibaratkan kaca,
Maka jangan terlalu kasar membersihkannya,kerana ia akan menjadi buram,jika kau meletakannya jangan kau banting,kerana ia akan pecah begitupun hati wanita...semoga mengerti isi hati wanita.
Aku memandangmu dr jendela hati....
Menatapmu dgn penuh kasih...
Pelataran hati seakan sepi...
Senandung kidung tak menenangkan hati...
Ketika belenggu rindu mengalir di pucuk2 gladiol...
Bagai embun pagi,,,,dingin menyentuh bumi...
Seiring bergantinya waktu...
Seiring perubahan musim...
Rasa yg kualirkan tak mengering...
Tak ber ubah ....
Msh sama....
Masih sprti pertama ketika kau ucapkan Cinta...
Kini jiwa seakan hampa...
Tak berkisah..
Bagai tak bernyawa..
Derai air mata...
Mengalir bagai hujan yg tiada hentinya....
Aq rapuh...
Dlm sepiku...
Dlm malamku...
Tanpa hadirmu...
Yg kini hnya tinggalkan kenangan...
Yg kau ciptakan....
Ketika cinta msh bernaung diantara senja...
Diantara dua jiwa....
Diantara dua hati yg kini terpisahkan oleh waktu...
Dengan diam kau jawab tanya ku..
Dengan diam kau jerat senyum ku..
Dengan diam kau panaskan bara api dìhati ku..
Tak pernah kau tahu perasaan ku dengan diam mu..
Dengan acuh tak lagi kau pedulikan aku
Dengan acuh tak sedikit kau rasa kegelisahan ku
Apa mau mu ?
Aku pun tak tahu...
Diam mu membunuhku..
Diam mu menggantung perasaan ku..
Diam mu meracuni jiwa ku..
Hanya dalam tangisan ku tata hati ku yang hampir hancur karena sikap mu...